Sunday, May 13, 2012

Perkembangan Ilmu Manajemen: Aliran Klasik "Manajemen Ilmiah"

Aliran Manajemen ilmiah dipelopori oleh Robert Owen dan Charles Babbege. Tokoh yang banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson.

Robert Owen (1771-1858)

Robert Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi kerja karyawan dapat meningkatkan hasil produksi dan laba, dan investasi yang paling menguntungkan adalah karyawan atau pekerja.


 Charles Babbege (1792-1871)

Charles Babbege adalah seorang mahaguru matematika dari Inggris. Dia adalah perintis jalan bagi lahirnya manajemen berdasarkan ilmu (manajemen ilmiah). Observasinya tentang metode dan menekankan pentingnya efisiensi kerja pada pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya yang pasti pada setiap proses dalam produksi suatu jenis barang. Dalam setiap kegiatan kerja perlu mempergunakan time study (penelaahan tentang waktu) agar terjadi pertukaran pengalaman-pengalaman antara para manajer dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Perlu diadakan pembagian kerja (division of work) yang baik antara manajer dan pekerja (workers) dan antara sesamanya. Charles Babbege berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah.

 Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Frederick Winslow Taylor adalah tokoh yang mengembangkan scientific management (manajemen ilmiah). Secara singkat, pokok-pokok ajaran F. W. Taylor adalah sebagai berikut:

a. Time Study (penelaahan waktu)

Penyelidikannya tentang penggunaan waktu kerja dengan mempergunakan stopwatch, micro motion camera, dan alat ukur lainnya. Berkat penelitian ini dapat dihemat waktu kerja dan penggunaan tenaga yang tidak sedikit.

b. Differential Piece Rate System (sistem rata-rata per potong diferensial)

Sistem upah demikian dimaksudkan untuk mendorong daya produktivitas yang lebih tinggi, daan F. W. Taylor mempergunakan sistem per potong dalam penghitungannya.

c. The Art of Cutting Metals (seni memotong logam)

Penelitian ini dilakukan oleh F. W. Taylor terhadap semua faktor yang berhubungan dengan pemotongan logam atau baja, seperti jenisnya, garis tengahnya, karatannya, tebal bilahnya, bentuk tajamnya alat, pengaruh tuangan atau tindakan-tindakan lain untuk mendinginkan.

d. Functional Foremanship (sistem mandor fungsional)

Inti ajarannya ini ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan kerja karyawannya. F. W. Taylor berpendapat bahwa efisiensi akan dapat tercapai jika tugas mandor (foremans) dibagi sebagai berikut:

1 ) Planning level (tingkat perencanaan = dilakukan sebelum pekerjaan dimulai) terdiri dari:
     - Order of work and routing
     - Instruction
     - Time and cost

2 ) Performance level (tingkat pelaksanaan)
     - Gang Boss
     - Speed Boss
     - Repair Boss
     - Inspector
     - Disciplinarian

e. Scientific Management (manajemen ilmiah)

Merupakan hasil perenungan Taylor yang kemudian mengemukakan 4 (empat) tugas baru dan berat bagi manajemen atau manajer ilmiah, yakni:
  1. Menggantikan motode rule of thumb dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
  2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
  3. Adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang antara semua karyawan dan manajer.
  4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja (karyawan).
Henry L. Gantt (1861-1919)

Henry L. Gantt  mengemukakan gagasan-gagasan:
  1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
  2. Seleksi ilmiah tenaga kerja,
  3. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terinci, dan
  4. Sisten insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan sistem bagan (chart system) yang dikenal sebagai "bagan Gantt" (Gantt Chart), untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.

Frank Gilberth dan Lillian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1872)

Frank Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.

Harrington Emerson (1853-1931)

Pemborosan dan efisiensi adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi (twelve principles of efficiency) yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
  2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
  3. Adanya staf yang cakap.
  4. Disiplin.
  5. Balas jasa yang adil.
  6. Laporan-laporan yang terpecaya, segera, akurat.
  7. Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.
  8. Adanya standar-standar dan schedule, metoda dan waktu setiap kegiatan.
  9. Kondisi yang distandarisasi.
  10. Operasi yang distandarisasi.
  11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
  12. Balas jasa efisiensi - rencana insentif.

1 comment:

  1. informasinya berguna sekali, sangat bermanfaat untuk saya.
    terima kasih

    ReplyDelete