Friday, May 30, 2014

Sejarah Geografi

Bangsa yang pertama kali dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi adalah bangsa Yunani. Banyak pemikir - pemikir geografi dari bangsa Yunani yang sebagian mungkin sudah kita kenal. Beberapa diantaranya adalah: Thales, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaerachus, Strabo, dan Ptolemy.

Pada masa abad pertengahan, para pemikir dari bangsa Arab seperti Idirisi Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun terus memelihara dan membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Ditambah lagi dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 telah banyak perjalanan-perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Salah satu sumbangan terbesar bagi ilmu geografi adalah landasan teoritis oleh Bernhardus Varenius yang berupa Geographia Generalis dan Gerardus Mercator dengan sumbangannya berupa peta dunia.

Selama kurang lebih dua abad, jumlah ilmu pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan. Di daerah Barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama yaitu determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif, dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik dari teori determinisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill, Semple, dan Ellsworth Huntington. Sekitar tahun 1930-an, pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mampunyai landasan dan terlalu mudah dalam membuat suatu generalisasi.

Ahli geografi regional lebih memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Orang yang memperkenalkan teori ini adalah Richard Hartshorne.

Revolusi kuantitatif atau yang sering juga disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena.

Ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, fokus pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah geografi Marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. Ahli geografi Marxis yang terkenal diantaranya adalah David Harvey dan Richard Peet.

Pada masa sekarang Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi suatu bidang ilmu pengetahuan yang memiliki objek studi, metode-metode, prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan aspek-aspek sehingga mendapat tempat di tengah-tengah ilmu lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau lingkungan dalam konteks keruangan.

Konsep Geografi: Apakah Geografi Itu?

"Geografi" berasal dari bahasa Yunani yaitu geo = bumi dan graphien = mecitra, yang pertama kali diperkenalkan oleh ERATOSTHENES. Jadi, kata geografi dalam bahasa Yunani berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Maka dari itu, atas jasa yang telah diberikan oleh Eratosthenes, para ahli geografi sependapat bahwa Eratosthenes sebagai bapak peletak dasar pengetahuan geografi.

Istilah geografi juga dikenal oleh berbagai bahasa di dunia, seperti: geography (Inggris), geographie (Perancis), die geographieldie erdkunde (Jerman), geografielaardrijkskunde (Belanda), dan geographike (Yunani).

Ruang lingkup geografi tidak hanya sekedar kartografi. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana suatu fenomena tersebut terjadi, tapi juga mengapa fenomena tersebut dapat terjadi disitu dan tidak di tempat lainnya. Geografi mempelajari setiap fenomena alam, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia, serta mempelajari akibat yang ditimbulkan dari perbedaan yang terjadi itu.