Tuesday, March 27, 2012

Pengangguran dan Kesempatan Kerja

Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Hal ini terlihat disaat krisis global yang melanda negara-negara maju pada tahun 2008, yang dampaknya amat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Di samping itu, pada tahun 2010, Indonesia juga menghadapi tantangan yang sangat luar biasa akibat pemberlakuan pasar bebas ASEAN dan Cina.


Peningkatan jumlah pengangguran sangat rentan terhadap stabilitas keamanan nasional, seperti:
a. PHK dalam jumlah besar cenderung menimbulkan perselisihan dan gejolak hubungan industrial.
b. Pengembalian TKI dalam jumlah besar dapat menimbulkan banyak masalah.
c. Sebagian besar dari sekitar sepuluh juta penganggur yang ada telah menganggur lebih dari 2 tahun.

Akibat semakin banyaknya yang menganggur, semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh para wirausahawan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas, sebagai contohnya yaitu negara Jepang.

Tingkat wirausaha di Indonesia memang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Berdasarkan rasio secara internasional, rasio unit usaha yang ideal yaitu 1:20.

Di era globalisasi, persaingan bisnis untuk menguasai pasar dunia sangat luar biasa. Karena itu, diperlukan keuletan dan kejelian terhadap informasi bisnis di sekitarnya.

Perlu untuk dipertanyakan dan instropeksi diri, mengapa Indonesia tidak semaju dengan negara Jepang, Amerika, dan lain-lain. Padahal negara kita memiliki kekayaan yang melimpah ruah, subur, dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Menurut para ahli, bahwa salah satu penyebabnya yaitu akibat masih rendahnya sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan hasil penelitian, kunci untuk mewujudkan SDM yang berkualitas adalah dengan pengenalan potensi diri dan memiliki karakter kewirausahaan yang unggul. Dengan demikian, pengenalan potensi diri dan pembentukan karakter kewirausahaan sangat mendukung keberhasilan usaha baik usaha individu, kelompok, maupun pembangunan ekonomi secara keseluruhan serta untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan.


A. Konsep Dasar Kewirausahaan dan Wirausaha

1. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari bahasa Inggris yaitu entrepre-neurship, yang sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yaitu "entreprende" yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755).

Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai pengertian kewirausahaan oleh beberapa tokoh.

a. Coulter

Kewirausahaan adalah proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi kepada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa yang unik dan inovatif.

b. Suryana

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

c. Hisrich-Peters

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai modal dan resiko serta kepuasan sejati.

d. Drucker

Kewirausahaan adalah lebih merujuk kepada seseorang yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha dan dapat mengembangkannya dengan tangguh.

e. Ropke

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru dan inovatif, dengan tujuan terciptanya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.


2. Wirausaha

Berikut ini adalah pengertian wirausaha menurut beberapa tokoh.

a.  Machfoedz

Wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha.

b. Kao

Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya dan mengambil tindakan yang memastikan dapat memberikan kesuksesan.

c. Joseph Schumpeter

Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan organisasi baru, atau mengelola bahan baku baru.

d. Dun Steinhoff dan John F. Burgess

Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi, mengelola, dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang usaha.

Kecerdasan wirausaha adalah kemampuan seseorang dalam mengenali  dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya sekitarnya secara kreatif dan inovatif. Wirausaha tidak hanya membangun bisnis semata, tetapi mengubah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreatifitas dan inovasi.

Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok, yaitu: 1. Peluang, 2. kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal ini, maka definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi yang melembaga, produktif, dan inovatif serta berani mengambil resiko.


B. Perkembangan Dunia Usaha

1. Sejarah Perkembangan Dunia Usaha dan Kewirausahaan

Kegiatan perdagangan di indonesia sudah dimulai sejak dulu, akan tetapi mulai redup akibat kedatangan bangsa eropa dan jepang.

a. Faktor Geografis dan Budaya

Negara yang berada di daerah tropis dapat hidup dan menghidupi dirinya sendiri dengan kekayaan alam dan keramahan lingkungan yang baik, tidak seperti di belahan bumi bagian Utara dan Selatan. Seperti Eropa yang harus memutar otak untuk berdisiplin karena faktor iklim. Sedangkan tata budaya Indonesia, terutama suku Jawa, akan tampak jelas bahwa nilai utama kehidupan ditujukan untuk hal-hal yang sakral dan mengenyampingkan kegiatan dunia usaha dan perdagangan. Hal ini didorong oleh faktor geografis dan kesuburan tanah indonesia pada zaman dahulu.

b. Kewirausahaan di Indonesia

Pada dasarnya, seorang wirausaha harus mampu melihat suatu peluang dan memanfaatkannya serta harus mampu mengambil resiko dengan mengadakan pembaharuan.

Faktor yang mendorong perkembangan kewirausahaan di Indonesia adalah:
  • Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
  • Kebutuhan akan ketidaktergantungan atau kebebasan
  • kebutuhan akan pembaharuan
  • Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik
  • Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan keluarga.
Faktor penghambat dan juga pendorong pertumbuhan wirausaha dibagi dalam 3 kategori besar, yaitu:
  1. Ukuran nilai sosial-kultur yang berlaku di masyarakat. Ukuran baik dan buruk di masyarakat.
  2. Kehidupan ekonomi, seperti kebijakan pemerintah, praktik bisnis, struktur pasar, dan
  3. Keadaan dunia pendidikan.
Berbagai macam usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendobrak perekonomian di Indonesia diantaranya:
- Lahirnya Serikat Dagang Islam sebelum kemerdekaan RI
- Didirikannya beberapa badan dan UU untuk mendobrak perekonomian di indonesia, seperti: Bappenas, Kadin, KMKP, Keppres No. 14, 1971 dan KUD.

Namun demikian, karena kurangnya pengalaman baik di pemerintahan dan masyarakat, maka cita-cita menumbuhkan wirausaha belum memuaskan. Selain itu, bidang pendidikan juga ikut mempengaruhi pertumbuhan wirausaha.

Selain hambatan struktural di atas, kita juga menemukan adanya hambatan sosial dan budaya, seperti:
  • Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia usaha.
  • Keluarga besar kerabat besar
  • Tidak berani mengambil resiko dan lebih suka cepat
  • Nepotisme (mendahulukan anggota keluarga).

2. Sejarah Pengusaha Kecil Indonesia

 Pengusaha kecil di indonesia sudah ada sejak kemerdekaan RI, hal ini dibuktikan dengan ikut sertanya masyarakat Indonesia dalam perdagangan. Akan tetapi, akibat kondisi politik yang sering berubah setiap tahun, membawa pengaruh yang cukup mendasar bagi kehidupan dunia usaha di Indonesia. Kalau kita telusuri, selama periode 1945-1996 terdapat realita dan keadaan sebagai berikut:

a. Asal-usul pengusaha kecil

Di negara pra industri, pengusaha kecil umumnya berasal dari kelas menengah dan memiliki pendidikan dan pengalaman yang memadai. Sedangkan di Indonesia, pengusaha kecil yang terjun ke dunia usaha berasal dari kelas bawah dan dianggap rendah serta tidak memiliki pendidikan dan kemampuan yang relevan.

b. Sistem pendidikan dan permagangan

Pada awal kemerdekaan, Indonesia praktis melanjutkan tradisi pendidikan Belanda yang bersuasana kolonial, tetapi berbeda dengan sistem pendidikan di negara Belanda sendiri. Di Indonesia, hampir tidak ada atau sangat minim sekolah kejuruan. Kenyataan sedikitnya pendidikan kejuruan dan minimnya sistem permagangan telah menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan serta kesinambungan perusahaan kecil.

c. Kebijakan pemerintah yang simpang siur dan tumpang tindih

Kurangnya pengalaman dan paksaan situasi politik dan ekonomi telah melahirkan dan mengakibatkan kesimpangsiuran dalam peraturan dan kebijakan pemerintah dalam menata kehidupan ekonomi pada umumnya dan pengusaha kecil khususnya. Termasuk dalam hal ini adalah sistem pendidikan. Sistem hukum yang mengatur tata kehidupan ekonomi Indonesia sangat kacau balau dan sebagian besar masih berasal dari hukum kolonial.


Kesimpulan

  1. Kesempatan kerja itu sangat diperlukan untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
  2. Kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi yang melembaga, produktif, dan inovatif serta berani mengambil resiko.
  3. Wirausaha adalah orang yang mampu melihat kesempatan bisnis dan memiliki kemauan keras serta usaha untuk mewujudkan ide-ide yang inovatif ke dalam dunia usaha.
  4. Faktor yang mendorong perkembangan kewirausahaan di Indonesia, antara lain: Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, Kebutuhan akan ketidaktergantungan atau kebebasan, Kebutuhan akan pembaharuan, Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik, Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan keluarga.
  5. Keberadaan usaha kecil di Indonesia sudah ada sejak dulu hingga sekarang, tetapi masih terkonsentrasi  pada pertanian dan nelayan bagi yang tinggal di daerah pantai/pesisir. Namun demikian, keberadaan usaha kecil di indonesia sangat strategis dan relatif tahan terhadap goncangan krisis ekonomi.

1 comment: